Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Deep Learning
Teknologi AI (Artificial Intelligence) pada komputer ketika ini memberi komputer keterampilan lebih dalam menggarap tugas-tugasnya. AI pada tadinya bekerja menurut apa yang diprogram ilmuwan, tetapi sekarang AI berkemampuan mengubah dan memutuskan data sendiri yang sudah dikumpulkan. Hal ini dinamakan ‘machine learning’. Sedangkan pengembangan teknologi beda yang mengembangkan jaringan saraf tiruan (artificial neural network) multi lapisan dinamakan dengan ‘deep learning’. Dalam lapisan yang banyak, ‘deep learning’ diinginkan mampu mengenali proses yang lebih kompleks. Artikel ini akan membicarakan lebih jauh mengenai ‘deep learning’ dan kenyataan yang sehubungan dengannya.4 Fakta Mengenai Deep Learning Dibandingkan dengan ‘Machine Learning’
‘Deep Learning’ Merupakan Bagian dari ‘Machine Learning’
Berdasarkan keterangan dari istilah praktis, ‘deep learning’ ialah bagian dari ‘machine learning’. ‘Deep learning’, secara spesifik, merupakan perubahan lanjutan dari ‘machine learning’. Memang lebih rumit namun muncul dengan kecanggihan yang meningkat. ‘Machine learning’ butuh diberi informasi lebih dahulu untuk membuat prediksi yang akurat dengan terus ditembus data. Sedangkan ‘deep learning’ sudah memiliki keterampilan untuk mempelajari cara komputasinya sendiri dengan otaknya sendiri.
‘Deep Learning’ Lebih Tangguh
Dibandingkan ‘machine learning’, ‘deep learning’ dirancang untuk dapat terus meneliti data dengan struktur logika yang nyaris seperti insan dalam memungut keputusan. Karena itulah ‘deep learning’ dinamakan lebih tangguh daripada ‘machine learning’. Untuk menjangkau level tersebut, ‘deep learning’ mengaplikasikan struktur algoritma berlapis yang mempunyai nama Artificial Neural Network (ANN). Berdasarkan keterangan dari perusahaan software, Zendesk, ANN didesain dari ilham jaringan neural biologis otak insan sungguhan. Inilah yang menciptakan mesin mempunyai kepintaran yang jauh lebih tangguh dan canggih. Contoh dari program AI ini ialah AlphaGo dari Google yang berupa program komputer dengan program permainan game sejenis catur dari China yang dinamakan ‘Go’.
Teknologi ini pernah mengungguli manusia, lebih tepatnya pemain Go profesional. Jadi AlphaGo sudah mempelajari strategi bermain di level yang belum dimainkan sebelumnya pada kepintaran buatan. AlphaGo lantas terus berkembamg sampai pada akhirnya mengungguli pemain Go profesional di bulan Maret 2016 lalu.
‘Deep learning’ dan Asisten Digital
Jika kita mengenal Google Assistant pada Android atau Siri pada Apple yang adalah asisten digital dari smartphone kita. Dengan teknologi ‘deep learning’, asisten digital dapat meningkatkan kemampuannya guna menangani masalah-masalah yang belum dikenali. Terbukti ‘deep learning’ di sini menjadi pemersatu kepingan puzzle utama yang bisa membawa insan pada penciptaan AI yang lebih cerdas dan serupa manusia. Pada kesudahannya ‘deep learning’ berperan sebagai benak yang berkembang lebih baik dalam sistem belajar komputer.
‘Deep learning’ dan Jaringan Saraf Buatan
Komponen utama dari algoritma ‘deep learning’ ialah jaringan syaraf buatan. Hal ini adalah teknik guna meniru cara beranggapan manusia cocok dengan jaringan syaraf dalam otak. Data yang akan diubah masuk melewati pintu masuk semacam dendrit pada syaraf manusia, lantas diproses melewati inti sel dan dikeluarkan melewati akson untuk mengarah ke sel berikutnya. Tentu saja jaringan syaraf ini tidak sama serupa dengan milik insan namun jaringan ini mengekor arsitektur aslinya dengan inti sel yang lebih simpel. Penemu jaringan syaraf produksi ini ialah Geoffrey Hinton, pionir di bidang AI yang mempublikasikan kiat yang dinamakan Backpropagation.
Pada intinya, data masuk dalam sel lantas masuk ke sel lain sampai seterusnya hingga pada lapisan terakhir. Hasil yang keluar ialah hasil yang bisa dibaca guna menjadi hasil sistem belajar pada komputer.

Tidak ada komentar: